Blogroll

Senin, 09 November 2015

Kisah Petani dan Putri Angkatnya yang Mengharukan



Tak dapat lagi untuk menahan bendungan Air Mata para Pengunjung Video Youtube yang menyaksikan Kisah Nyata Petani dan Putri Angkat yang Mengharukan ini. Tergambar pengorbanan dan ketulusan sang ayah yang sungguh luar biasa untuk anak angkat semata wayangnya ini. Demi dirinya, gadis kecil yang dulu dia temukan di sawah dan dia adopsi menjadi anaknya sendiri. Meski sampai rela untuk tidak menikah dan membesarkan anak perempuannya itu walau hidup miskin serba kekurangan dan sakit-sakitan.
Kisah Sedih yang membuat pemirsa banjir air mata ini muncul dalam sebuah acara di China bertajuk Panggung Impian. Seorang gadis cantik mempertunjukkan tarian dengan harapan memuaskan dewan juri. Tujuannya hanya satu, mendapat dana untuk menyembuhkan penyakit ayahnya. "Ayahku sejak kecil punya asma. Ayahku bertahun-tahun tidak pernah memeriksakan penyakitnya," kata sang gadis bernama Deng Xuefeng dalam video di YouTube tersebut.
Sang ayah hanya minum obat sembarangan sehingga saat ini dalam usia ke 60, penyakitnya makin parah. Yang paling mengharukan, Xuefeng ternyata anak yang dibuang orang tua kandungnya sejak bayi.
Jadi yang membesarkannya adalah ayah angkatnya itu yang hanya seorang pekerja bangunan dan petani miskin. Tempat tinggalnya di gubug sangat sederhana. "Orang tua kandung membuang saya. Ayah yang membawa saya pulang, karena saat itu cuaca dingin. Saya baru lahir, saya lahir dalam kesengsaraan," kata Xuefeng. Maka ia begitu sayang dengan sang ayah meskipun notabene bukan orang tua kandungnya. Sang ayah memang berkorban luar biasa untuk Xuefeng. Ia sampai tidak mau menikah.
Alasannya hanya satu, ia tidak ingin kehadiran ibu tiri membuat Xuefeng menderita. "Di desa, ibu tiri memperlakukan anak gadis tiri berbeda. Dimarahi, dipukuli, pakaian, makan semua berbeda. Makanya saya sejak dia kecil tidak pernah berusaha mencari istri supaya dia tidak menderita," kata ayah bernama Deng itu.
Para penonton dan pembawa acara pun mulai meneteskan air mata. Sebagian menangis tersedu mendengar pengorbanan terbesar sang ayah. Terlebih lagi, Deng yang petani miskin ini tidak hanya membesarkan putrinya, tapi juga adik kandungnya yang hilang ingatan. Deng berhasil membesarkan Xuefeng hingga sukses menjadi mahasiswa kedokteran dengan beasiswa. Xuefeng sengaja ingin menjadi dokter supaya dapat menyembuhkan penyakit ayahnya itu. Tapi belakangan ini, penyakit pernapasan Deng semakin parah saja. Bahkan suatu hari, dia hampir meninggal dunia.
Maka Xuefeng kembali ke rumah sang ayah untuk merawatnya dan menunda dulu kuliahnya. Ia hanya ingin sang ayah dapat disembuhkan. Untuk memperoleh dana, ia mengikuti acara Panggung Impian tersebut. Di akhir acara, semua juri tergerak dengan kisah Xuefeng. Mereka akhirnya memberi bantuan dana cukup besar untuk mengobati penyakit Deng. Penasaran seperti apa tayangan videonya? Simak berikut ini yang sudah dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia.
Sebagai catatan, video ini cukup panjang. Tapi hampir setiap bagiannya terasa mengharukan, tentang pengorbanan luar biasa dari seorang ayah pada putri yang sebenarnya bukan anak kandungnya dan tak ada hubungan keluarga apapun dengannya.

1 komentar:

  1. Apakah Anda mencari pinjaman? Setelah proses wawancara yang panjang dengan pemberi pinjaman hipotek, kami akhirnya memilih penawaran pinjaman Tn. Pedro Jerome di penawaran pinjaman Hipotek Rumahnya. Sebagai pembeli rumah pertama kali, dia benar-benar hebat dalam membantu kami mengamankan hipotek, memberikan saran yang bagus, dan selalu mengutamakan kepentingan terbaik kami. Saya pasti akan merekomendasikan siapa pun yang membeli rumah atau mencari pemberi pinjaman positif untuk membiayai kebutuhan atau bisnisnya untuk menggunakan Tn. Pedro Jerome dan timnya untuk semua jenis pinjaman. Saya pasti akan menggunakan mereka lagi di masa mendatang. Anda dapat menghubungi petugas pinjaman Pedro Jerome melalui Email: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 Saya mengetahui bahwa mereka juga menawarkan pinjaman bisnis. Semoga berhasil.

    BalasHapus